Sudah hampir setahun Zaki tinggal di tempat kost bu Lily. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara
tidak sengaja ketemu bu Lily di pasar. Waktu itu bu Lily kecopetan, trus teriak dan kebetulan Zaki yang
ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Lily.
Trus ngobrol sebentar, kebetulan Zaki lagi cari tempat kost yang baru dan bu Lily mengatakan dia
punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-
an bu Lily.
Bu Lily lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah, karena sampai saat ini Zaki sudah telat bayar
kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu
itu.
Tapi justru Zaki yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Zaki lebih banyak
menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Lily. Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4.
Zaki masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya.
Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok…
tok..tok..tok.. lalu suara bu Lily yang manggil,”Zack…Zaki… ada di dalem gak?” Sontak Zaki bangun,
wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Zaki. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura
lagi mandi aja ah, ntar juga bu Lily pergi sendiri.
Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Lily,” Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar
mandi Zaki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….” Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara
bu Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar,
Zaki tadi gak mengunci pintu.
“busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Zaki. Sekitar lima belas menit Zaki di kamar
mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan trus gak jadi nunggu.
Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Zaki
dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi,
maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.
Bu Lily tersenyum manis melihat Zaki yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack…” bu Lily
membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Lily sambil sejenak melirik dada
bidang Zaki. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki sekenanya saja sambil
mengambil duduk di pinggiran tempat tidur.
Bu Lily mendekat dan duduk di samping Zaki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat
3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi
mlulu…”ucap bu Lily.
Zaki jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…”
jawab Zaki dengan sedikit memohon. Bu Lily terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan
lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lily sedikit menyelidik. “hmmm…
pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.
“ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Zaki hati-hati melihat raut wajah bu
Lily yang kurang senang. “huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada
perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Lily dengan nada
kesal.
Waduh nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan
pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”
“hhhhh….”bu Lily menghela nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu
ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus… aku
seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.” sedikit penjelasan bahwa bu
Lily ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni.
Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni
dan bu Lily tampaknya udah mulai kesepian nie “wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham
bu…. “jawab Zaki kikuk “gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan Zack?”
suara bu Lily sendu.
Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Lily terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-
lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Zaki. “udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi
kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Zaki bermaksud menghibur.
“ah kamu Zack… emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, terlihat
dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Zaki menghapus air mata itu, pak Kardi
emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Zaki bisa berbuat
sesuatu… busyet… Zaki memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”
Dengan sedikit gugup Zaki menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis
mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata
yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Zaki dalam hati.
Zaki jadi panik, jangan-jangan bu Lily marah dengan ucapan Zaki. Tapi ternyata Zaki salah, karena bu
Lily tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Zaki bisa aja menghibur…. Iya
juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua
sie…” rona wajah bu Lily berubah sedih lagi,
”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan
tubuhnya kemudian menatap Zaki minta penilaian. Terang aja Zaki makin kikuk,”wah aku mau
ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget,
seperti masih 30an deh.”
Bu Lily tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang
Zaki liat dari mananya bisa bilang begitu?” Zaki jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya
malu bilangin nya.” Bu Lily kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat
ke Zaki sambil berkata,
” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…” Nafas Zaki terasa sesak, badan nya terasa panas dingin
menghadapi tatapan bu Lily, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Zaki
mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Lily mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Zaki
memperhatikan bahwa bu Lily memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa
tali dan diikat simpul di bahunya.
Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu,
pandangan Zaki beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah
dada itu lumayan besar.
Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Zaki.
Dengan penuh selidik bu Lily bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang
ibu masih 30an…” Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu
Lily,
”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…”
Tidak ada jawaban dari mulut bu Lily, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap
untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan bibir
yang semakin merekah.
Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Zaki menyambut bibir merah bu Lily,
desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan
lidahnya masuk menerobos ke mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah tersebut
berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.
Dengan naluri yang alami, tangan Zaki merambat naik ke bahu bu Lily, dengan sekali tarik, terlepas tali
pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Zaki meraba bahu bu Lily sampai ke lehernya….
Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Zaki meremas payudara yang masih
terbungkus bra itu.
“hhhhh…hhhh” nafas bu Lily mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak.
Jemari lentik bu Lily tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Zaki… melingkari pinggang
Zaki, mencari lipatan handuk, hendak membukanya… Uupps…. Zaki tersentak dan sadar….,
”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” Zaki tertunduk tak berani menatap bu Lily
sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Lily.
Terlihat bu Lily pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian
atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka.
Pemandangan yang menakjubkan. “napa Zack… kita sudah memulainya… dan kamu sudah
membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Zack…”
tatapan bu Lily terlihat semakin sendu… “mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat
bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar bu…” jawab Zaki.
Tanpa menjawab bu Lily bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju
terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Zaki terpana melihat tubuh indah itu, sedikit
berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Lily. Kemudian
dengan tenang bu Lily melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya.
Saat berjalan membelakangi Zaki itu nampak gerakan bokong bu Lily naik turun, dan perasaan Zaki
semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Lily berbalik dan
melangkah kembali menuju tempat tidur, Zaki tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Lily.
Sampai bu Lily berdiri dekat di depan Zaki dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada
yang akan mengganggu….” Zaki tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang
agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu Lily kembali duduk di
pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya.
Zaki mendekat dan duduk di samping bu Lily… hmmm… nampak payudara itu masih montok dan
kenyal, ingin Zaki langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya. Bu Lily yang memulai gerakan
dengan melingkarkan lengannya ke leher Zaki, menarik wajah dan langsung melumat bibir Zaki dengan
nafsu yang membara.
Zaki membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Lily, tangan
Zaki meremas payudara montok milik bu Lily. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi
alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Lily mendorong lembut badan Zaki,
menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu.
Zaki mendorong lembut tubuh bu Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran
tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang
telah tegang. Tanpa menunggu lagi Zaki melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai
dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting.
Dengan gemas Zaki menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara
kembarannya ………………… “HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Lily mulai kencang terdengar,
desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Zaki melanjutkan penjelajahan dengan
menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Lily yang
menggelinjang kegelian.
Zaki menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Lily,
melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas tempat tidur
dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi.
Zaki mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Lily yang halus mulus, terus mendekat ke
selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu
lama, Zaki menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah
sepanjang bibir vagina bu Lily dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Lily
mengerang kenikmatan,
”AHHHH…. MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang memuncak dari bu Lily membuat
Zaki semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang
menanti pemenuhan itu. Setelah beberapa menit Zaki mengeksplorasi liang kewanitaan itu,
nampaknya bu Lily tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Zack…. Ayo sayang…
masukkin Zack… hhhh…mmmmh.”
Suara bu Lily ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang. Dengan tenang Zaki menyudahi
penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk
yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap.
Bu Lily semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Zaki
naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Lily yang dengan sigap
lansung meraih dan meremas batang kemaluan Zaki dan membantu mengarahkannya tepat ke liang
vaginanya.
Dengan sekali dorongan penis Zaki amblas sampai setengahnya. Zaki menahan gerakan sebentar
menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Lily,” AHHH….TERUSKAN
ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya.
Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Zaki memompa menaik
turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin
menggebu dan hot. Zaki bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Lily mencengkam punggung
Zaki, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya.
Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur
tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Zaki dan bu Lily.
Sesaat Zaki menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Lily memeluk
Zaki dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan
posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Lily memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan
badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu Lily memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang
zakar Zaki lebih dalam.
Zaki tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik
puting susu bu Lily. Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Lily
seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan.
Dengan sigap Zaki membalikkan posisi, bu Lily kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo
dorongan Zaki meneruskan pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS ZACK…. AHHH…AHH IBU
SAMPAI…ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Lily mengatup
bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Zaki merasa vagina yang
mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.
Zaki menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang
zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Zaki
kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan
melepaskan air maninya di atas perut bu Lily….
Yang dengan cepat meraih penis Zaki dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan
lembut bu Lily mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Zaki membaringkan tubuhnya
disamping bu Lily. Terdiam untuk beberapa saat. Bu Lily bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat
tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya.
Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Zaki. “makasih ya sayang… ini rahasia kita
berdua… I love u Zack,” bisik mesra bu Lily di telinga Zaki. “mmm…baik bu…”belum sempat Zaki
menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Lily menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan
pangil ibu dong…”ucap bu Lily manja.
“iya sayang….” Balas Zaki, senyum manis merekah di bibir seksi bu Lily. Setelah itu dengan cepat Zaki
dan bu Lily merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik mesra,”sayang… tar
malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat Zaki
sayang.”
Sambil berpelukan mesra, Zaki menyanggupi ajakan bu Lily.