CERITA SEX - BOKEP - BOKEP INDO - BOKEP SANGE

CERITA SEX - BOKEP - BOKEP INDO - BOKEP SANGE

CERITA SEX - BOKEP - BOKEP INDO - BOKEP SANGE
CERITA SEX - BOKEP - BOKEP INDO - BOKEP SANGE

NIKMAT DIPERKOSA 5 PREMAN

Di perkosa bergilir secara rame rame sama preman… Tubuhnya langsung mungil dan berisi padat. Rumput panjang gemulai ala Lady Day. Ia sangat suka memakai rok pendek dan jeans pendek. Banyak cowok yang hasrat bersetubuh sama dia yang bernama susi adalah satunya temannya sering mengantar tempat kerja pakai kendaraan mobilnya hari-hari. Salah satunya bernama Rudi. Susi memang cukup seksi bahenol yang umurnya sekitar 35 tahun janda tidak bersuami sama sekali dan Rudi sampai sekarang jomblo tak bernikah kehidupannya hanya bergaul dengan preman tetapi Susi selalu menganggap abang angkat yang cukup biak perhatian kepadaku berarti sempat berpikir oleh bahwa teman premannya selalu bergaul sama si Rudi.

Suatu malam Susi minta tolong bisa abang mengantar kerumah sahabat saya dengan senang hati si Rudi menjawabnyaboleh aja tetapi dia mempersiapkan obat perangsang yang sudah dicampurnya kedalam aqua dan memberikan si Susi agar meminumnya setelah pulang dari sahabatnya dan terbaik jangan sia siakan mempersiapkan Handy Cam. Sampai rumah sahabat Susi bercerita panjang lebar sampai pukul 23:15 wib malam dan menelpon si Rudi bisa abang jemput saya tunggu sekejap 15 menit akan tiba dan mendadak mobilnya langsung memberikan sebotol Aqua sambil cerita basa-basi Susi meneguk air botol itu tapi 2 menit kemudian perasaan badanku sangat terangsang kepalaku terasa pusing dosisnya begitu tinggi. Tiba Rudi hentikan mobilnya ke tepi jalan yang begitu sepi gelap dan gurita “Susi, dirimu mau ini?? Rudi membuka resleting. Mengeluarkan penisnya begitu besar dan mengeras. Susi menatapnya dengan terkejut diam tubuhnya lemas tak berdaya sama sekali akibat obat rangsangannya mempengaruhi dirinya, J… jangaaannn, Rudi Aku… harus pulang “menundukkan janda itu, menghadapkannya penisnya. Susi tak bisa menguasai kekuatan abang Rudi hasratnya tinggi dan menarik kepala Susi langsung penisnya masuk ke mulutku segera mendorong masuk keluar dalam mulutnya Susi, “Akhhh… ” Rudi terasa mengerang nikmat, Susi hanya bisa menangis dan tak berdaya menahan gejoilak nafsunya, Rudi menggerakan badannya kepala Susi naik turun, mengocok penisnya dengan mulutnya, Suara berdecak decak liur Susi terdengar jelas. Tiba-tiba Rudi menjambak rambut Susi hingga Susi tersandar ke bawah jok. “Sudah..!
Rudi….!! Sudah…!! Susi hanya menangis sesenggukkan, merenggek kesakitan tubuhnya remas. Rudi dengan cepat menarik kaos Susi sampai terkoyak hingga lepas. Susi menculat keluar. kemudian ke menurunkan rok pendeknya dengan tak sabar melorotkan sampai tak sabar hingga lepas semua bra juga dan CD dalam sampai telanjang  bulat membuat Rudi semakin nafsu Si janda Susi. “Oii Susi, kau ni seksi nian. Aku ingin mengentotmu… “Rudi menarik Susi yang melantangkan di jok belakang kijang itu. Susi dengan cepat, kemudian menarik putus branya. Dian telanjang bulat. Kemudian Rudi sebuan Handy cam dan mengambil video beberapa kali memfotonya berulang-ulang kali Rudi membuka pakaiannya juga sama-sama keadaan talnjang.

Susi terus menangis tak berdaya melihat kemaluannya Rudi yang besa dan panjang. Rudi mulai mengangkangkan kaki gadis itu kemudian menindih Susi dengan bernafsu. Payudaran Susi yang kejal dan kencang di sedot sedotnya sehingga tubuh Susi menggeliat geliat tak menentu. Ahhh… Rudi… Sudahhh… Jangan…. Sudahhhh…. Jangan,,,, kencang melihat Susi menggeliat-geliat, menangis tak berdaya antara ,melawan dan menikmatinya sambil meronta-ronta membuat Rudi semakin bernafsu. Sementara mulutnya sibuk mengulum mulut Susi, Rudi mengarahkan batang penisnya ke bibir memeknya Susi hampir menjerit ketika tiba-tiba Rudi menekan pinggulnya begitu keras, batang penisnya begitu besar masuk dengan perkasa kedalam vaginanya Susi dan mulai Rudi mengenjot

Susi itu. Kedua
tangan Susi ditekannya di atas kepala Susi di atas jok. sementara ia mengayunnya
menyetubuhi Susi dengan kasar dan bersemangat. “Ohhs.. Shh. Oh. Susi. Luar biasa.. Ssh..”
Rudi mendesis desis nikmat. Susi hanya bisa menangis tak berdaya, tubuhnya
terguncang-guncang kasar, kijang itu terasa ikut berderit-derit bergerak mengikuti gerakan
mereka berdua. Tiba-tiba Susi merasakan seluruh tubuhnya mengejang dalam kenikmatan Susi
mengerang dan menjerit keras, kemudian lemas. Ia orgasme. Sementara Rudi tidak peduli
terus menggenjot Susi dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Susi
yang mengalir deras. Rudi berhenti bergerak kemudian membalik Susi,
menengkurapkankannya. “Sss.. Sudah Rudi. Sss sudah.. Jangan.” Susi hanya bisa memohon
dan menangis pasrah. Rudi tidak peduli, ia mulai membukai lubang anus Susi dengan
jari-jarinya. “Aku ingin nyodomi kau Susi.. Tahan.” Rudi terengah-engah bernafsu. Susi
menahan nafas ketika dirasakannya kepala penis Rudi yang besar mulai memaksa membuka
lubang duburnya yang sempit. “AAKKHH!! Ampunn. R.. Rudi.. AkhhH!! SAKIT ….SUSI meronta
kesakitan sampai Rudi jatuh kedua kali dari jok secara reflek Dian membuka pintu mobil dan
berlari keluar, namun perih di selangkangannya membuatnya limbung dan tersungkur di semak
belukar. Mereka berada dipinggiran kota Jambi yang begitu gelap dan belukar Rudi segera
menyergap dari belakang, memiting tangan SUSI kemudian mengikatnya.
Kemudian menyusul kedua kakinya. SUSI tertelungkup tak berdaya, menangis memohon,
“Ampun Rudi.. Jangan..”Tanpa menunggu lagi Rudi kembali menindih punggung SUSI,
kemudian memaksakan penisnya masuk ke lubang dubur SUSI. “AKHH!!” Dian menjerit
kesakitan ketika Rudi mendesak masuk, senti demi senti. “Nikmati ajalah…. SUSIii.. ssssshhH!”
Tiba-tiba Rudi menekan dengan keras, membuat seluruh batang penisnya masuk ke dubur
gadis itu. Tubuh SUSI mengejang kesakitan. Pandangannya berkunang-kunang menahan
sakit. Walaupun penis Rudi sudah dibasahi cairan vaginanya, masih tetap terasa seret dan
kesat. Kini Rudi mulai mengeluarmasukkannya, dan setiap ia bergerak tubuh SUSI mengejang
kesakitan. Dian menangis dan mengerang kesakitan, namun hal itu malah membuat Rudi
semakin bernafsu menyodominya dengan kasar. Akhirnya SUSI lemas dan hanya bisa merintih
kesakitan. SUSI di sodomi ditepi jalan, diatas semak belukar. Tiba-tiba sekelebat cahaya senter
membuat Rudi yang tengah bernafsunya berhenti. “Hei! Lagi ngapain itu!!” Lima yant bertubuh
tegap muncul. Rudi segera mencabut penisnya kemudian berdiri. SUSI ambruk kesakitan. Dian
hanya dapat melihat keempat lelaki itu berbicara tak jauh darinya, menunjuk-nunjuk dirinya
sambil tersenyum-senyum. Tiba-tiba Rudi menarik tubuh SUSI, mendudukannya, sementara
ketiga orang tadi tiba-tiba membuka celana masing-masing. “Tolong Pak. Aku diperkosa
dia!!”SUSI memohon sambil menunjuk kearah Rudi…. Tapi salah seorang dari orang itu
tiba-tiba menjambak rambutnya kemudian mengarahkan penisnya kemulut SUSI. “Aku dak
peduli! Sekarang kulum ini! kalau tidak kutembak pepekmu…!!” SUSI menangis ketakutan,
ketiga orang itu malah minta jatah. Dengan terpaksa SUSI mulai mengulum dan mengemut

batang penis milik orang itu, sementara dua rekannya dan Rudi mendekatinya. Orang itu
menarik kepala SUSI lepas dari penisnya. Penisnya sudah menegang penuh, besar dan
panjang. Mereka membentang terpal ditepi jalan, kemudian orang itu melentangkan tubuhnya.
Temannya mengangkat tubuh SUSI dan mengangkangkannya diatas rekannya tadi. Ketika
penisnya tepat berada di vagina SUSI, mereka menarik tubuh SUSI hingga penis orang itu
masuk dengan lancar ke selangkangan SUSI. SUSI menangis ngilu dan perih. SUSI
ditengkurapkan. Sementara vaginanya terus dipompa dari bawah, seseorang dari mereka
memaksa SUSI membuka mulutnya dan mengulum penisnya. Kepalanya dipegang erat-erat
kemudian digerakkan maju mundur dengan kasar. Sementara yang satu lagi meremas remas
kedua payudara SUSI, memilin-milin putingnya yang coklat dan runcing. Rudi tiba-tiba berlutut
di belakang SUSI, kemudian kembali memaksa masuk ke dubur SUSI. Tubuh SUSI menegang
dan mengejang kesakitan. Jeritannya tertahan karena mulutnya tersumbat penis. SUSI hanya
bisa menangis dan mengerang merintih tertahan. Rudi mulai memompa dubur SUSI dengan
bernafsu. Bergiliran dengan orang yang memompa vaginanya dari bawah. Tiba-tiba Rudi
mengerang dan menekankan penisnya sedalam- dalamnya ke dalam anus SUSI,bersamaan
dengan itu SUSI dapat merasakan semburan spermanya mengisi duburnya. Belum sempat
SUSI bernafas normal, seorang yang tadi sibuk dengan payudaranya menggantikan posisi
Rudi, menduburinya dengan kasar, dengan bantuan sisa sperma Rudi di anusnya. Peluh
sebesar jagung mengalir disekujur tubuh SUSI, bercampur dengan peluh pemerkosanya.
Rudi mengambil Handy Cam di mobilnya kemudian mengambil gambar adegan yang dilakukan
kelima temannya dan perkosa ber rame rame bersamaan, di semua lubang di tubuhnya, vagina
anus dan mulutnya. SUSI yang telanjang bulat tengkurap diatas pemerkosanya yang
memeluknya erat, sementara seorang lagi yang tengah mengerjai duburnya dengan semangat
mencengkeram pinggulnya, dan seorang lagi menjambak rambutnya memaju mundurkan
kepalanya, memaksa SUSI mengulum penisnya. Hingga tiba-tiba kepala SUSI dipegang erat,
penis dimulutnya dimasukkan hingga ke tenggorokannya, kemudian cairan sperma mengalir
deras mengisi rongga mulutnya. “Telenn!! Semua! Cepat! Aakhh!” SUSI gelagapan tak bisa
bernafas terpaksa menelan semua cairan kental itu. Kemudian lagi-lagi cairan sperma
memuncrat mengisi dubur dan vaginanya. SUSI pingsan. Ketika sadar ia sudah didalam mobil,
berpakaian lengkap, Rudi menyeringai disebelahnya. Seminggu setelah kejadian di tepi kali itu,
SUSI tengah menunggu rumahnya sendirian. Seluruh isi rumah pergi menginap di Saudara
karena ada acara keluarga, kecuali 2 keponakannya yang masih berumur 5 tahun. Jam 9
malam ketika Rudi tiba- tiba muncul. “Pergi dari sini!” SUSI berusaha mengusir Romi. Namun
dengan santai romi mengeluarkan beberapa lembar foto dan diletakkannya di atas meja. SUSI
ini miliknya, dan entah mengapa ia sangat terangsang jika melihat SUSI tersiksa. SUSI terpucat
melihat foto-foto yang diletakkan Rudi diatas meja. Itu foto telanjangnya dan foto-foto adegan
ketika ia digagahi beramai-ramai oleh orang malam itu. “Nah, Dian sekarang nurut aja.. Tenang
aja, aku janji tidak maen kasar.” Romi menyeringai sambil mengelus paha SUSI.
SUSI memang disuruh menjaga rumah itu sendirian bersama kedua ponakannya yang masih
kecil yang sudah tidur. Hujan turun deras membuat udara malam itu dingin menggigit. SUSI
diam pasrah ketika Romi menariknya ke belakang. “Tenang …, kalau tidak nurut fotomu,

kusebarkan di kampung mu. Biar tahu kalau kau bisa dientot.” Rudi menarik Dian kedapur, pintu
depan belum ditutup. SUSI mendesis tak berdaya. “Tenang ….., SUSI. Aku cuma sebentar..”
Rudi mulai meraba-raba payudara SUSI yang kencang, Dian memang sudah bersiap tidur
hanya mengenakan t shirt dan celana pendek saja. Puting susu SUSI yang runcing tampak
menonjol keluar ketika Rudi terus menggerayangi dada SUSI. SUSI mengigil ketika baju
kaosnya ditarik ke atas lepas oleh Rudi. Dengan tangannya Rudi menarik tangan SUSI yang
berusaha menutupi dadanya yang telanjang kemudian mulai menggerayangi payudara SUSI itu
dengan mulut dan lidahnya. SUSI hanya dapat tersandar ketembok yang dingin sambil
meringis-ringis ngilu ketika Rudi menggigiti putingnya sementara tangannya dengan leluasa
memelorotkan celana pendek SUSI hingga jatuh ke lantai. Rudi terbelalak melihat celana dalam
sutra SUSI yang berwarna putih dengan motif bunga itu begitu mini dan seksi. Tanpa
menunggu lagi jilatan Rudi turun ke perut SUSI yang rata, pusarnya, kemudian lambat laun
celana dalam SUSI menyusul jatuh ke lantai. Rudi melempar semua busana SUSI jauh ke
sudut. Dengan sedikit paksaan Rudi membentang paha SUSI kemudian menjilati vagina SUSI
“Ohkk..” SUSI terdongak merintih ngilu, antara rasa nikmat, marah dan malu menguasai dirinya
ketika kedua tangan Rudi mencengkeram pantatnya, membuka lebar vaginanya kemudian
menjilatinya dengan bernafsu. Nafas SUSI terengah-engah tak terkendali mencoba menahan
dirinya agar tidak terangsang.
Rudi berdiri kemudian membuka baju dan celananya, hingga pakaian dalamnya, kemudian
memegang penisnya yang panjang dan besar. “Isep SUSI, ayo. Kalau tidak ingin dikasari.”
SUSI terpaksa berlutut dihadapan Rudi, kemudian mulai menjilati batang penis Rudi. SUSI
memejamkan matanya kemudian mulai mengocok Rudi dengan mulut dan lidahnya. Romi
menjambak SUSI kemudian menggerakan kepala SUSI maju mundur, menyetubuhi mulutnya.
Suara berdecak-decak terdengar jelas disela deras air hujan. SUSI berusaha semampunya
agar Rudi puas dan berhenti, ia menjilat, mengulum, mengocok sebisanya, mengingat film-film
BF yang pernah dilihatnya. Rudi mengerang-erang nikmat, tubuhnya sampai tersandar ke meja
dapur, “Ahh. Ohh. SUSIn. Kau memang seksi dan pintar.. Ohh..” Tiba-tiba Rudi menarik tubuh
SUSI kemudian mendudukkannya di atas meja pantry. SUSI hanya diam sambil
terengah-engah ketika Rudi meneganggkan kedua tangannya kemudian dia menekan
pinggulnya. SUSI meringis ngilu ketika penis Rudi yang keras dan besar itu menerobos
vaginanya. Rudi mulai menyetubuhi SUSI, memperkosanya dengan bertubi-tubi. SUSI hanya
mendengus-dengus menahan diri. Kedua tangannya mencengkeram pinggiran meja dengan
kencang.
Peluh membasahi tubuh mereka berdua. SUSI memejamkan matanya berharap Rudi selesai,
sementara lelaki itu terus menyentak-nyentak, mengeluar masukkan rudalnya ke dalam tubuh
SUSI yang padat dan langsing. SUSI terperanjat ketika membuka matanya, Ada lima lelaki
bertubuh besar telanjang bulat di dapur itu! Ternyata Rudi membawa teman-temannya dan
mereka menunggu di mobil. ” Apa-apaan ini, Rudi!!” Dian berontak melepaskan diri. Tapi ia
tersudut disudut ruangan. Keenam lelaki itu mengepungnya. “Sudahlah SUSI. Kalau kau njerit
tidak akan ada yang dengar juga. Paling ponakanmu aja yang bisa dengar……. Pintu depan
udah kami kunci, lampupun udah kami matikan. Kamu pasti dikira sudah tidur.. He.. He. Nurut
aja.., aku janji tidak kasar, …………..!” Rudi dan kelima temannya menyeringai bernafsu. Tubuh

SUSI lemas, ia tak dapat melakukan apa- apa lagi selain pasrah. Tangannya ditarik ketengah
ruangan, kemudian disuruh berjongkok. “Ayo! Sedot punya kami ramai ramai….!” Enam batang
penis disodorkan diwajah SUSI. Dan sambil menangis dan terpaksa melalui dan
meng’karaoke’nya bergantian. “Ohh.. Hebat amat…….., pacar kamu ini Rudiiiiii……!!!” “Akhh.
Aku.. Nak. Keluarr..” Srett.. Srrtt.. Kepala SUSI dipegangi beramai-ramai sehingga ia terpaksa
menelan sperma mereka satu demi satu ” katau segala lubang SUSI ini bisa dimasukin..??”
Rudi hanya tersenyum sambil mengangguk…… “yuuuk kita coba nusuk rame…rame……!!”
SUSI menangis mendengarnya, “Jangann.. Ampun.. Sakit..” Dengan cepat mereka menarik
tubuh SUSI dan menengkurapkannya di lantai. Kelima lelaki itu mengeroyoknya, ada yang
memegangi tangannya, menahan kakinya dan menunggingkan pantatnya, ada yang menahan
kepalanya hingga SUSI benar- benar tak dapat bergerak.
Salah seorang dari mereka mengambil botol minyak goreng di dekat kompor. “Kami baik kok,
SUSI, biar tidak sakit, kami minyaki dulu.” yang lain tertawa tawa, SUSI dapat merasakan
minyak goreng itu dituangkan dibelahan pantatnya, kemudian terasa jari jemari mereka
mengusap- ngusap pantatnya, membukai lubang anusnya kemudian menusuk-nusuknya
beramai-ramai. SUSI menangis dan merintih nyeri ketika lubang anusnya dibuka paksa oleh
jari-jari itu. Setelah dirasa cukup salah seorang dari mereka mulai berlutut dibelakang SUSI
tepat dibelahan pantatnya. SUSI hanya dapat melolong dan menangis tak berdaya ketika
dirasakannya batang kemaluan itu melesak masuk ke duburnya. “Isep dulu SUSI, kalau tidak
kami sodomi serempak ………berlima!” SUSI terpaksa mulai megulum-ngulum penis lelaki yang

berlutut dihadapannya Sementara lelaki yang dengan kasar menyodominya terus menyentak-
nyentak. SUSI melihat sekilas salah seorang dari mereka mengambil sebuah terong panjang

besar berwarna ungu dari kulkas. Tiba-tiba dirasakannya sesuatu yang dingin dan keras
menerobos vaginanya. “Nghh..!!” SUSI hanya mampu melenguh perih karena mulutnya
terbungkam. Seorang lelaki mengeluar masukkan terong itu ke vaginanya sementara duburnya
disodomi. “Biar terpake semua lubangnya….!!” Mereka tertawa-tawa puas. Tiba-tiba lelaki yang
sedang menyodominya mengerang dan menyodok dengan keras. SUSI dapat merasakan
cairan sperma yang hangat tumpah di anusnya.
Kemudian rekannya segera mengambil alih posisinya menyodomi SUSI. Tiba tiba lelaki yang
dari tadi di’karaoke’ oleh SUSI berbaring terlentang, dengan isyarat ia me mi nta
teman-temannya menarik SUSI ke atas tubuhnya. Kemudian menarik tubuh SUSI hingga
penisnya masuk ke vagina gadis itu. Bless. “Aarhh..!!” SUSI mengerang kesakitan, sebelum
sebuah penis lagi maenyumbat mulutnya. SUSI kembali diperkosa tiga orang sekaligus.
Payudaranya diremas-remas dengan kasar hingga SUSI merasakan sakit bukan hanya dari
dubur dan vaginanya yang dikocok paksa tapi juga dari buah- dadanya yang dipilin dan diremas
dengan kasar. Tiba-tiba kedua tangannya ditarik kemudian dilumuri minyak sayur. Kemudian
dipegangkan pada penis dua lelaki lain. SUSI tertelungkup, dipeluk erat dari bawah, sementara
vaginanya dipompa dengan kasar, seorang lagi menyodominya seperti binatang, seorang lagi
memaksanya menghisap penisnya, menyetubuhi mulut SUSI dengan menjambak rambutnya,
sedangkan dua lagi minta dikocok dengan kedua tangan SUSI. Dan setiap salah seorang
mencapai kepuasan, yang lain segera menggantikan posisinya, hingga pagi menjelang.
Matahari mulai muncul ketika Rudi menyentak-nyentak dubur SUSI dengan keras dan “Oohh..”

Ia menyemburkan spermanya dipantat SUSI. SUSI pingsan. Ia tertelungkup telanjang bulat
diatas lantai. Sperma berlepotan di perut, punggung dan wajahnya. Mereka tidak sadar jendela
terbuka dengan lampu menyala.
Beberapa pemuda di rumah sebelah menyaksikan semuanya. Bahkan mereka memfoto dan
memfilmkan kejadian itu. Bahkan dengan aneh, Rudi membiarkan pintu dapur terbuka ketika
pulang. Keenam pemuda berandal itu segera bergegas ke rumah SUSI. SUSI baru saja sadar.
Dubur dan vaginanya perih. Ia tertelungkup di lantai dapurnya, telanjang. Sperma kering
berceceran di sekujur tubuhnya. Ia tersentak ketika lampu blits menyala. Betapa terkejut SUSI
melihat enam pemuda tetangganya berdiri mengelilinginya, sibuk memfoto tubuh telanjangnya
sambil menyeringai. Mereka tersenyum mesum sambil menatap tubuh SUSI. “Ternyata kamu
memang hebat….dian…..” SUSI menangis tak berdaya ketika mereka membopong tubuhnya ke
kamar tidurnya. Tubuhnya masih lemas. Dengan mudah tubuhnya ditelungkupkan diatas
ranjangnya. “Jangann…… ponakan aku bangun.. Jangan..” SUSI menangis tak berdaya. Ia
tahu mereka tak segan-segan menyebarkan fotonya. Jika itu terjadi entah bagaimana nasibnya
di kampung itu. “Diem SUSI, biarkan kami melakukannya dengan enak…jadi nurut aja…..”
Seseorang dari keenam pemuda itu membuka celananya. Mengangkat pantat SUSI. Kemudian
mulai menyodomi anus SUSI. “Uhh uhh! Uhh!” seperti binatang ia mulai menyentak-nyentak
dubur gadis itu. Wajah SUSI terbenam diatas kasur, meringis dan menangis tak berdaya,
sementara kelima pemuda lain telah membuka celana masing-masing sambil mengocok
kemaluannya memperhatikan SUSI yang terengah engah tak berdaya. Anusnya perih dan
kesat.
Hingga tiba-tiba pemuda itu menekan keras. SUSI menggigit seprei menahan sakit. Sperma
pemuda itu muncrat mengisi anus SUSI, bertubi tubi. “Aaahh..
sssssshhhhhhhh……enak…..bennnerrr.” Ia terkulai lemas. Menarik penisnya dari anus SUSI.
Begitu pemuda pertama selesai, yang kedua segera mengganti posisinya. Menyodomi SUSI
dengan brutal. SUSI hanya bisa melolong tertahan. Tertelungkup sambil menggigit sepreinya
kencang. Keenam pemuda itu menggilir SUSI di pantatnya. Cairan sperma kental mengalir
keluar dari duburnya, bahkan ketika pemuda terakhir mencabut penisnya, SUSI tak sadar
mengeluarkan kotorannya. Muncrat bersamaan dengan sperma pemerkosanya. Mereka
berenam tertawa. SUSI lemas ketika dilentangkan. Kemudian lelaki yang selesai meyodominya
tiba-tiba duduk didada Dian, “Ayo suruh ngisep ………!” penisnya yang berlumuran kotoran
SUSI yang kental kuning dan bau itu disodokkan ke mulut Dian. Sementara rekannya yang lain
memeggangi kepalanya. SUSI terbelalak dan meronta ronta. Lelaki itu menyetubuhi mulutnya.
Dan SUSI dapat merasakan cairan asam, pait dan busuk itu memenuhi mulutnya. SUSI
meringis menahan muntah. Tapi mereka tak peduli. SUSI tergeletak tak berdaya di atas
ranjangnya. Keenam pemuda itu segera keluar. Diluar suasana mulai ramai. “SUSI, ingat yah
kalu kami kepengen kamu harus melayani kami………..!! ……..Setiap kami ingin!”……. Ancam
mereka. Dan SUSI hanya sanggup menangis. Sejak kejadian malam itu SUSI tak
berdaya……….ia betul betul kehabisan tenaga…dan dia hanya bisa diam terpaku dirumah
sambil merenungi nasibnya…… Dan SUSI tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah. suatu Hari
menjelang malam, ketika SUSI pulang terburu buru melewati gang sempit itu. Tiba-tiba
lengannya dicekal. Budi, salah seorang yang memegang fotonya dan yang pernah

memperkosanya rame rame bersama Rudi……… Budi menarik SUSI ke balik pagar seng
kumuh. “Jangan Kak. ………..” SUSI menangis ketika melihat Budi sudah memelorotkan
celananya. “Terserah, kalau kamu nolak……, foto mu akan tersebar dikampung sini…” SUSI
dipaksa berjongkok. ahirnya iapun kembali pasrah….. “Ayo, isep.” SUSI dipaksa mengoral Budi.
Tempat itu adalah bekas pembuangan sampah yang sudah dipagari seng. SUSI dengan jengah
memasukkan penis Budi ke mulutnya, kemudian mulai menyedot dengan cepat, berharap Budi
segera ejakulasi. Budi mencengkeram kepala SUSI yang bertopi itu kemudian menyetubuhi
mulutnya. Diluar rumah SUSI memang mengenakan topi.
Dan hal itu malah semakin membuatnya merangsang. “Pelorotkan jins mu SUSI..” Budi menarik
SUSI berdiri. SUSI memang mengenakan kaos ketat dan jins ketat, walaupun berkerudung.
SUSI menangis, tapi ia tahu percuma membantah. Perlahan ia membuka kancing jinsnya
kemudian menurunkan retsletingnya. Budi menelan ludah ketika jins itu merosot ke mata kaki.
SUSI mengenakan celana dalam mini berenda. “Ayo, nunduk! Cepat.” SUSI dipaksa
berpegangan pada sebuah bekas meja. Kemudian celana dalamnnya dipelorotkan menyusul
jinsnya. Budi telah ngaceng berat. Tanpa ba bi Bu lagi ia menyodokkan penisnya kevagina
SUSI dari belakang. “Ukhhnnghh. Nghh!” SUSI merasa ngilu di selangkangannya. Budi
merasakan vagina SUSI yang kering dan kesat menjepit penisnya, menimbulkan kenikmatan.
“Jeritlah kalau berani SUSI. Uh! Uh! Uh!” Budi mulai menyetubuhi SUSI. Menyodok yodok SUSI
hingga tubuhnya tersentak sentak. SUSI mencengkeram pinggiran meja itu keras, menggigit
bibirnya menahan jeritan kesakitan. Di samping seng terdengar beberapa orang lewat. SUSI
mati- matian menahan jangan sampai bersuara Budi yang melihat itu semakin bernafsu
memperkosa SUSI.
Kaos SUSI digulungnya hingga leher sehingga ia bebas meremas remas payudara SUSI yang
bundar menggantung. Bahkan Budi mencabut penisnya dan memindahkannya ke lubang dubur
SUSI. “Ngngkh!! Nghh!!” SUSI menggigit bibirnya. Hampir terjerit. Dan Budimenungganginya
seperti anjing. Hingga, croott.. Crrt.. Crrt. Spermanya memancar mengisi dubur Dian. Budi
meremas buah pantat Dian dengan keras. Ia mencabutnya perlahan. “Ohh.. Nikmat Dian.
Besok lagi ya he he he.” Budi membenari celananya sambil menyeringai. Meninggalkan SUSI
yang terduduk lemas. SUSI kembali termangu…….sampai kapan penderitaanku ini
berakhir……

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CERITA SEX - BOKEP - BOKEP INDO - BOKEP SANGE © 2024 Frontier Theme